Jika
berkesempatan datang ke Jakarta (lagi), saya akan menyediakan waktu khusus
untuk mendatangi kawasan Kota
Tua Jakarta yang dulunya dikenal dengan sebutan Batavia Lama (Uud Batavia) ini. Kapan lagi kan saya
bisa merasakan kawasan yang oleh pelayar Eropa di abad ke-16 dijuluki sebagai
“Permata Asia” dan “Ratu dari Timur” karena lokasinya yang sangat strategis dan
sumber dayanya yang melimpah.
Kawasan ini disebut jadikan sebagai situs
warisan Jakarta oleh gubernur Ali Sadikin di tahun 1972. Terdapat lebih dari 30
situs dan bangunan bersejarah di kawasan Kota Tua ini. Nah, lantas
bangunan apa yang terlihat di kartu pos ini? Itu adalah Café Batavia. Bangunan yang diperkirakan
dibangun pada tahun 1805.
Café
Batavia dulunya tempat tinggal pejabat Belanda yang bekerja tepat di depan
bangunan ini. Pada tahun 1993, bangunan ini dijual kepada seseorang
berkebangsaan Australia
bernama Graham James. Pada tahun 1997, bangunan ini beralih fungsi menjadi kafe
karena bangunan ini sempat terbengkalai takkala krisis moneter terjadi di Indonesia.
Terima kasih kepada mas Wib yang
sudah mengirimi saya kartu pos keren ini. Saya jadi teringat novel Rahasia
Meede yang mengambil beberapa bangunan di Kota
Tua sebagai setting ceritanya. Untuk menciptakan kesan jadul, mas Wib bahkan menempelkan perangko kuno dan menulis
beberapa kalimat menggunakan ejaan lama. ^^
Oh
ya, mas Wib ini juga jago motret. Beberapa karya fotonya kini ‘disulap’ menjadi
kartu pos kece. Bagi yang pingin lihat, silahkan main-main ke blog BlackWhiteLover ya. Dan, disaat yang bersamaan mas Wib nggak
hanya mengirimi saya satu kartu pos saja. Ini dia beberapa kartu pos lain yang
saya terima dari mas Wib. Sekali lagi, terima kasih mas Wib :)
Klenteng
Pletak Sembilan dinamakan demikian karena terletak di Petak Sembilan. Awalnya
Klenteng ini dikenal dengan nama Klenteng Guan Yin Ting. Salah satu Klenteng
tua dan bersejarah karena menurut Adolf Heuken pada tulisan Historical Sites of
Jakarta (1989) menuliskan bahwa sekitar tahun 1650 seorang Letnan Tionghoa
bernama Guo Xun Guan mendirikan sebuah klenteng untuk menghormati Dewi Kwan Im
(Guan Yin). Klenteng ini sempat hancur dan terbakar pada Tragedi Pembantaian
Angke pada tahun 1970. Kini Klenteng ini dikenal dengan nama Klenteng Jin De
Yuan atau berarti “Klenteng Kebajikan Emas”.
Wayang Potehi adalah
salah satu jenis wayang khas Tionghoa yang berasal dari Cina bagian selatan. Potehi berasa dari kata pou 布 (kain), te
袋 (kantong) dan hi
戯 (wayang). Kesenian ini sudah berumur lebih
dari 3000 tahun pada masa Dinasti
Jin (265-420 Masehi) dan menurut legenda, seni wayang ini diciptakan oleh
pesakitan hukuman mati di penjara. 5 tahanan menciptakan pertunjukkan ini untuk
menarik perhatian kaisar agar mau memberikan pengampunan.
Nah, melalui kartu pos satu ini kita
diajak untuk mengenal Kerak
Telor, makanan tradisional asal Betawi yang diolah dari bebeberapa bahan
utama seperti ketan putih, telur ayam, ebi dan beberapa bumbu yang dihaluskan
(berupa kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica, garam dan sedikit
gula pasir). Ini adalah makanan yang sangat ingin saya cicipi sejak lama.
Huaaa...
Di kartu pos terakhir ini kita meloncat
jauh ke Makassar :) tepatnya ke Pantai Losari sembari
menyaksikan semburat senja dengan matahari yang mulai beranjak pulang. Duduk
sore di pinggir pantai sambil ngemil pisang
epe bakalan nikmat banget kali ya *pengen* apalagi kalau ada yang nemenin #eh *abaikan*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar