Selasa, 18 Februari 2014

[Indonesia] Amazing Meet Up Postcards



Gedung yang pada masa Hindia Belanda disebut Gouvernements Bedrijven (GB) ini kini dikenal dengan nama Gedung Sate, salah satu landmark terkenal yang ada di kota Bandung. Dinamakan demikian karena gedung ini memiliki ornamen ciri khas berbentuk tusuk sate tepat berada di menara sentralnya. Peletakan batu bertama dilakukan oleh Johanna Caherina Coops, putri sulung Walikota Bandung saat itu, B.Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia, J.P Graaf van Limburg Stirum (tokoh yang kelak membangun ITB) pada tanggal 27 Juli 1920.

Gedung ini hasil perencanaan Ir. J.Gerbek, arsitek muda lulusan Fakultas Teknik Delft Belanda. Dibantu oleh Ir. Eh.De Roo dan Ir. G.Hendriks serta pihak Gemeente van Bandoeng, diketuai oleh Kol. Pur. VL. Slors dengan melibatkan lebih dari 2000 pekerja dimana 150 orang diantaranya merupakan pemahat dan pengukir kayu berkebangsaan Cina yang berasal dari Konghu atau Kanton.

Banyak kalangan arsitek berpendapat bahwa Gedung Sate adalah bangunan monumental yang sangat mempesona karena gaya arsitekturnya unik dan mengarah bentuk arsitektur Indo-Eropa (Indo Europeeschen architectuur stijl). Lalu apa arti 6 bulatan yang terdapat pada tusuk sate di gedung ini? konon jumlah itu melambangkan biaya yang digunakan dalam pembuatan Gedung Sate, yakni 6 juta gulden. Walau begitu, sejarah mencatat hanya 5 juta gulden saja uang yang digunakan dalam pembangunan Gedung Sate ini. Lantas apa makna ke-6 bulatan itu? sampai sekarang masih menjadi tanda tanya. :)

Saya pribadi, pernah mengunjungi gedung keren ini sambil mencicipi bubur ayam maknyus yang dijual oleh banyak pedagang di kawasan gedung ini. Jadi kangen pingin ke Bandung lagi ;) eh ya, prangkonya juga sesuai dengan gambar kartu posnya. Memperlihatkan makanan khas Jambi yang bernama Sate Udang Pentuk Ayam Manis. Nampaknya nikmat ya? ^^



Gedung Bumi Siliwangi atau yang dulu dikenal dengan nama Villa Isola adalah bangunan art-deco yang terletak di Utara kota Bandung menghadap ke lembah dan pemandangan kota. Villa Isola selesai dibangun pada tahun 1933 oleh arsitek Belanda bernama Wolff Schoemaker yang semula membangun gedung ini sebagai kediaman pribadi Dominique Willem Berretty, pendiri lembaga pers Aneta di Hindia Belanda. Sempat beralih fungsi menjadi hotel pasca kematiannya namun sekarang digunakan sebagai kantor utama dekan Universitas Pendidikan Indonesia.

Bangunan megah ini 'hanya' dibangun dalam waktu 6 bulan (Oktober 1932 sd Maret 1933) mencakup area taman seluas 120 ribu meter persegi dan menghabiskan biaya 500 ribu gulden dimana faktanya membuat Dominique Berrety hampir bangkrut. Naas, Beretty hanya menempati gedung ini beberapa bulan saja sebelum ia meninggal dalam kecelakaan pesawat di Suriah pada penerbangan DC-2 Uiver Batavia-Amsterdam pada bulan Desember 1934.

Sungguh ini gedung yang bersejarah karena pada masa pendudukan Jepang, gedung ini digunakan sebagai markas tentara Jepang pada tahun 1942. Setelah Indonesia merdeka, gedung ini sedikit direnovasi dengan menambahkan satu atap dan namanya berubah menjadi Gedung Siliwangi hingga kemudian pada Oktober 1954, menteri pendidikan Mohammad Yamin menjadikan gedung ini sebagai lembaga pedagosis baru di Bandung. Salah satu peninggalan Beretty yang menghiasi dinding ruang tamu yakni sebuah plakat bertuliskan "M'isolo E Vivi" yang berarti "Saya mengisolasi diri dan hidup"

Luar biasa! 2 kartu pos yang memperlihatkan 2 bangunan bersejarah di Bandung ini juga dihiasi 8 stempel cap 'Hari Terbit Pertama'. Menjadikan dua kartu pos ini sebagai kartu pos meet up terkeren yang pernah saya terima! Meet up-nya sendiri didakan di Bandung pada tanggal 24 Januari 2014. Jutaan terima kasih kepada Candy yang sudah berbaik hati mengirimi saya kartu pos keren ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar